Jumat, 27 November 2009

HARI TUA


KETIKA AKU TUA

Ketika aku tua, bukan lagi aku yang semula

Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku

Ketika pakaianku terciprat sup

Ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu

Ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu . . . .

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku

Jangan marah padaku . . . .

Ingat sewaktu kecil aku harus memakai segala cara

Untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun

Tentang teknologi dan hal-hal baru

Jangan mengejekku

Pikirkan . . . .

Bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan

Ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku

Seperti aku memapahmu saat kau balajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua

Janganlah berduka

Mengertilah aku dan dukung aku

Seperti aku menghadapimu

Ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini

Sekarang temani aku menjalani kehidupan sisa hidupku

Beri aku cintamu dan kesabaran

Aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur

Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu . . . .

Nilai-nilai Pribadiku

My Dream_Nilai2 Pribadiku

Kalau disuruh cerita tentang cita-cita saya ke depannya sungguh bingung, karna terlalu banyak sampai-sampai mau mulai cerita saja udah pusing sendiri. Tapi saya yakin semua cita-cita saya tidak akan sia-sia. Pada saat SMA saya belum mantap untuk memilih jurusan mana yang harus dipilih. Waktu pengambilan rapot ternyata saya malah dapat di IPA. Setelah berpikir hampir seminggu akhirnya saya memutuskan untuk pindah jurusan masuk ke IPS. Alasan saya karna saya suka banget ma pelajaran akuntansi sampai kuliahpun saya memilih jurusan akuntansi. Sebagaian dari mimpi saya sudah terjawab…..selanjutnya tinggal mimpi-mimpiku yang lain pasti akan terjawab juga (harus optimis).

Oke sekarang saatnya membocorkan mimpi-mimpi saya yang terlihat (Tangible)………

Selain dapat kuliah untuk menambah ilmu tentu saja gelar dibelakang nama saya penting juga loh…nama saya akan berubah menjadi SUTINI, SE biar ga sia-sia mau nambah lagi ni gelar Ak. Biar bisa jadi akuntan yang jasanya dipake orang banyak. Untuk mencapai semua itu tentu tidak gampang saya harus lebih serius belajar meningkatkan nilai saya, sehingga semua itu bisa saya raih. Setelah dapat meraih semua itu tentu saya ingin sekali memiliki usaha sendiri yang bergerak di bidang jasa konsultan sesuai dengan jurusan yang sudah saya ambil. Untuk mencapai semua itu saya harus lebih banyak tahu dan bertanya pada konsultan perusahaan (untungnya saat ini saya kuliah sambil berkerja di perusahaan tersebut jadi bisa sekalian nambah ilmu). Biar lebih mantap lagi saya harus memiliki jabatan yang penting diperusahaan tersebut. Syarat biar dapat memiliki jabatan yang bagus diperusahaan tersebut saya harus lulus S1. Sehingga jabatan yang menjanjikan tersebut tidak lepas dari tangan saya. Prinsip: melangkah terus, belajar terus pasti semuanya tidak sia-sia.

Mimpi waktu kecil saya ingin sekali keliling dunia merasakan perbedaan budaya, bahasa, dan makanan dari berbagai macam negara. Harus rajin menabung ni…..biar mimpi masa kecilku ini terwujud……Ada lagi ni tugas seorang anak yang tidak boleh terlupakan membahagiakan dan membalas kasih sayang orangtua yang sudah membesarkan kita. Saya ingin sekali bisa membelikan rumah impian untuk kedua orangtua. Prinsip: harus optimis sehingga saya dapat meraih semua yang sudah didepan mata. Jalani dan usaha masalah kegagalan urusan belakang. Dan tentu saya tidak lupa sertakan doa dalam mimpiku.

Hal-hal Intangible:

· Membentuk keluarga yang harmonis tentu saja harus membuang segala sifat-sifat yang jelek dan dapat menahan keegoisan yang memicu api pertengkaran. Prinsip: jangan mencintai diri sendiri ampe 100% tapi harus bisa dibagi ke keluarga juga.

· Koreksi diri dari setiap masalah yang ada selalu belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sehingga tidak mengecewakan orang disekitar. Prinsip: jangan terbawa arus tapi kita yang harus menguasai arus.

· Membahagiakan dan berguna bagi keluarga yang sudah ada saat ini dan orang lain terutama sahabat-sahabatku yang setia membantuku. Prinsip: jangan seperti kacang lupa akan kulitnya.

Minggu, 22 November 2009

Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT Kimia Farma Tbk

PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
“Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.

Selasa, 03 November 2009

Pentingnya Soft Skill



Mengapa ?

Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.

Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.

Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.


Apa ?

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)


Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.


Bagaimana ?

Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang tangguh.

Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan emosionalnya diuji.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.


Source : http://www.infocomcareer.com